berbagi informasi dan cerita anak bangsa

Rabu, 16 November 2011

Zaman Dulu???


Setiap hari, penduduk Indonesia bertambah, dalam 1 hari saja ada sekitar 10.000 bayi dilahirkan. Jago ya pria-pria Indonesia. Dan ga hanya itu, semakin hari nama penduduk Indonesia semakin panjang dan aneh. Tak sedikit pula nama yang sama. Contohnya Udin Sedunia yang punya banyak nama. “AwalUDIN, SabarUDIN, AlimUDIN, KamarUDIN, AminUDIN, dan Udin-Udin lainnya” atau nama-nama yang panjang seperti Dwi Sheily Kurnia Cintami Anugerah Juniarti atau Anissa Melinda Tak Terkira Lah Pokoknya.. Cowok-cowok pun mikir 2 kali untuk nikahin mereka atau mungkin lari pas ijab kabul berlangsung yang ke 20 kalinya lantaran harus nyebutin nama bapaknya yang sama panjangnya.
Gimana coba nyebutinnya dengan satu nafas “saya terima nikahnya Dwi Sheily Kurnia Cintami Anugerah Juniarti binti Gounovo Serra fitzgeraldinio Anugerah Decedro dengan Mas kawin sebentuk logam mulia seberat empat ribu delapan ratus Sembilan puluh empat koma tujuh puluh enam gram dan seperangkat alat music beserta ruangan dan alat perekamnya dibayar tunai” gue yang Cuma ngetik aja salah-salah apa lagi yang harus ngyebutin plus ngingatnya… 1 dari 1001 laki-laki lah..
Tak heran gue dan kawan-kawan menanyakan ini kepada seorang pakar dibidang sepakbola, “kenapa nanya ke pakar sepakbola???”. Ini soal bayi dan namanya woi!!! Iya terpeleset dikit aja marah. Malam itu gue dan kawan-kawan gue ngumpul di salah satu tempat tongkrongan anak Tanjungpinang. Tiba-tiba temen-temen gue ngebahas bayi dan namanya. Gue heran kenapa pembicaraan kami sampai ke bayi dan namanya?.

Ogi      : Eh, nanti kalau istri Gunawan melahirkan anaknya gimana ya?
*Gue clingak-clinguk* kok jadi nanya anak gue gimana? Muka gue jadi makin jelek denger pertanyaan itu.
Celenk : kalau istri Gunawan melahirkan??? Pas anaknya lahir langsung bawa bendera dan pakai almamater sembari teriak MERDEKA!!!

Semua temen gue ketawa sampai bikin hujan deras disambut petir-petir yang menyambar hati gue. Jiah… Pembicaraan sudah ga beres,.. KETAWA, KETAWA JUGA WOII TAPI GA PAKE HUJAN!!!
Ogi      : Kalau anak Tika??
Celenk : Kalau yang ini, Cuma bunyi DUNGGG… terus tanpa sadar anaknya gelinding keluar kayak bola..
Ogi      : nah, Kalau anak Turi lahirnya gimana??
Celenk : Yang ini paling mantab.. Saat istri turi teriak kesakitan, anaknya ga keluar-keluar, saat dokter lihat, asap keluar dan terdengar dentuman-dentuman.. Rupanya anaknya lagi main drum sambil isap rokok..
Kami   : HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHA,,,,,,
semua tertawa sampai tanpa sadar semua orang dilokasi ngelihatin kami. Kami sudah mirip orang kampong masuk kota. Pembicaraan pun berlanjut.
Imam   : woi lenk, kalau lo punya anak, mau dikasi nama apa??
Celenk : Ini yang gue pikirin dari kemarin!! Udah ga ada lagi nama yang ga dipake orang. Mungkin kalau laki-laki, gue kasih nama “Zaman dulu”
Kalau perempuan “Jangan Jadi Anak Nakal Nanti Papa marah”
Gue     : ???????????
Kalau udah besar manggilnya gimana coba?? Woii zaman dulu!!! Sini lo!! Atau Hai Jangan Jadi Anak nakal Nanti Papa Marah, Lagi Ngapain? Kasihan Kali tu anak!!!

Kamis, 10 November 2011

Penyiksaan kantin kampus!!!



Kalau direstoran cepat saji atau di restoran lama saji sekalipun, pasti sebagian besar dari mereka melayani kita dengan baik, mulai dari sambutan pelayannya "selamat datang mbak/mas, silahkan duduk!", kemudian ditanya "pesan apa mas/mbak?" di catet, diorder langsung dateng deh, minimal minumannya dulu, tapi berbeda dengan kantin di kampus gue, disini kita dateng, duduk terus nunggu sambil teriak, "kak!!! kak!!! MAU PESAN NE!!! “lama-lama gue nangis juga ne,… gitu lah gawean gue kalau lagi mau pesan minuman dan makanan di kantin kampus.
Gue uda mirip penjual tiket di pelabuhan sri bintan pura, "mas!! mas!! tiketnya mas!! kapal gue 5 menit lagi berangkat mas!! 40 ribu aja mas!! ayo mas, 5 menit lagi!!..
Kalau penjual tiket sih mendingan, panggil-panggil trus dapet duit.. nah gue, panggil-panggil malah terakhir harus keluar duit,. udah gitu pas pelayannya datang bukan disambut malah dimarah, "SABAR DONG, ORANG KAN LAGI SIBUK!!" gue cuma bisa nelen ludah dan berteriak dalam hati, “sibuknya mbak kan bukan urusan gue !!!".
Makanan sudah dipesan, kebetulan hari itu gue pesan nasi goreng (nasi goreng disini sudah digoreng dari subuh, kita pesan langsung taruh di piring dan hidangkan) cepat ya, tapi cepat juga untuk nambahin minyak diwajah gue, karena ini bukan sembarang nasi goreng, ini nasi goreng 1 kilogram minyak dengan sedikit bumbu ala chef kakak,…. Namanya gue lupa, males juga mau ingat namanya. Coba bayangin nasi goreng dengan banyak minyak dan sedikit bumbu, pasti sudah kebayang rasa minyaknya yang melekat di lidah dan tenggorokan.
Makanan tadi juga buat gue kehabisan nafas karena ga ada minuman. Setelah pesan minum, gue harus tunggu 1/2-1 jam,.. atau mungkin kakak itu lupa, terakhir gue dapet minuman yang bukan gue pesan,. Kata ayu ting-ting “salah alamat”. kalau kalian sempatin makan disana, pesan air mineral, atau teh botol aja karena lebih efektif  dan efesien.


Ini foto kawan gue yang ketiduran akibat kelamaan nunggu minuman dan makanan.. “Kasihan ya!!”

Terjebak dalam rencana sendiri..



Gue paling gak bisa yang namanya matematika dan sejenisnya, bukan karena otak gue gak mampu, Cuma kalau liat angka-angka, kepala gue langsung pusing, seolah angka-angka tadi mengitari kepala gue. pelajaran hitung-menghitung ini seperti makan daging sapi, alot dan susah dicerna.
Selama ini gue coba hindari pelajaran yang berbau matematika, gue melarikan diri ke SMK, jurusan Teknik Mesin dengan harapan mengurangi pelajaran yang berbau angka, ternyata teknik mesin penuh dengan hitung-hitung, mulai dari hitung diameter, menggunakan jangka sorong yang notabene dipenuhi dengan angka sampai dengan mesin CNC yang didalam komputernya harus di isi dengan angka. Ini lah akibat dari kurangnya pengetahuan dan akhirnya gue terjebak dalam rencana gue sendiri.
Berlanjut ke perguruan tinggi.
Saudara-saudara gue banyak menyarankan masuk ke perguruan tinggi yang memiliki jurusan ekonomi namun apa daya gue sama sekali ga berminat untuk mengulang pelajaran hitung-menghitung lagi, jadi gue memilih untuk masuk ke Universitas Maritim Raja Ali Haji, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Ilmu Administrasi Negara dan bodohnya kenapa selama ini gue gak pernah tau kalau di jurusan yang gue ambil itu ada pelajaran hitung-menghitung..
Gue memang lugu…
Alhasil, dengan terpaksa gue harus membiasakan diri dengan mencoba membaca angka lagi.
Merasa tak sanggup dengan hanya belajar dikelas, sampai-sampai gue mengabadikan pelajaran itu kedalam sebuah gambar. Disaat gue lagi buat post ini, gue baru nyadar, kenapa gue foto papan tulis dikelas, padahal gue punya bukunya.. kata teman yang menemani gue di depan laptop ini “lo kan memang telmi (telat mikir)”..

Bahkan dosen ja dah malas untuk nulis angka. Liat ja tulisannya yang acakkadut.

















dan akhirnya nilai gue di mata kuliah ini C (cukup). Yah, lumayan lah untuk pelajaran yang ga mudah untuk di cerna ini..

Selasa, 08 November 2011

Meratapi Merapi


Malam turun begitu cepat di bagian tengah pulau jawa, menyusul sore mencekam yang membuat abu vulkanik dan awan panas turun diatas desa sekitar Gunung Merapi. Abu vulkanik dan awan panas membuat dataran dan gunung itu menjadi halaman kelabu yang diatasnya, angin menggoreskan garis lalu menghapusnya. Kesombongan manusia membuat keramahan langit bersatu dengan kemurkaan alam.
Manusia kerdil dibalik keperkasaan alam berlari dan berlindung di barak pengungsian yang tak jauh dari amukan raksasa buas itu. Hewan-hewan tak berdosa terjerat dikandangnya sembari menjerit menahan sakitnya menjelang kematian.
Malam yang kelam serta kematian yang mengerikan.
Di jalan berdebu terlihat ramai warga berlari, sebagian menolong, membopong jasad saudaranya yang tewas sesaat setelah bencana itu tiba. Jerit tangis dan wajah-wajah ketakutan terlihat di setiap sudut desa.
Aku adalah orang yang beruntung karena aku berada jauh dari lokasi pembantaian itu. Meski hanya televisi yang dapat ku lihat dan ku dengar tapi aku cukup merasakan apa yang sedang mereka rasakan.
“Ketakutan…”
“Kebingungan…”
“Kesedihan…” dan
“Ketegangan…”
Aku di sini hanya dapat berkata, “Jangan takut saudara-saudaraku, karena tak ada apapun kecuali alam yang sedang memperingatkan manusia dengan kehebatannya dihadapan kekerdilan manusia dan keperkasaan alam berada di sisi kelemahan insan. Jangan takut saudara-saudaraku, sebab dibalik abu yang bertebaran dan tebalnya awan serta prahara yang menderu-deru ada Tuhan yang selalu memahami keadaan buruk dari umat manusia dengan rasa kasih sayang.
Berdo’a dan bersyukurlah pada-Nya, wahai saudara-saudaraku. Karena sampai pada saat ini alam belum menunjukkan kuasa terbesarnya dan Tuhan masih menunjukkan kebesarannya pada umat-umatnya.

tulisan dibuat sesaat setelah bencana merapi melanda bagian tengah pulau jawa pada bulan oktober 2010.

Bertanyaku Padamu



Malam yang kejam, kejam membuatku kalut dalam tanyaku…
Apa yang ingin kau tunjukkan padaku???
Kafirkah aku sehingga kau serahkan nasibku pada dunia yang fana ini???
Aku merindukanmu…
Aku merindukan belai kasihmu…
Aku merindukan sentuhan lembut tanganmu…
Lalu kenapa???
Kenapa kau biarkan aku terpuruk dalam kebangkrutanku???
Kenapa kau sisakan cinta dalam hatiku???
Lalu kenapa kau biarkan cinta menyakitkanku???
Apa yang ingin kau tunjukkan padaku???

Bertanyaku padamu…

Cabut nyawaku jika aku tak lagi mendekat padamu!!!
Cabut nyawaku jika aku tak lagi dapat merebahkan kepalaku dipangkuanmu!!!

Harapku padamu…

Berikan cahaya cintamu padaku!!!
Tunjukkan aku jalan menuju singgahsanamu!!!
Jangan biarkan dunia menggrogoti imanku!!!
Jangan biarkan dunia merapuhkan semangatku!!!
Jangan kau beri cinta jika cinta tak bisa menjagaku!!!

Pintaku padamu…

Apa artinya aku bagimu???
Hinakah aku padamu???
Atau terkutukkah aku???

Bertanyaku padamu…

Dunia ini menyiksaku!!!
Aku yang kau beri perasaan tak kuat menahan semua itu!!!
Entah sampai kapan aku bertahan!!!
Lalu apa maumu???

Bertanyaku padamu…
 

Senin, 07 November 2011

Serakah!!



Ada manusia yang menginginkan harta, bukan cinta…
Ada manusia yang menginginkan cinta, bukan harta…
Ada pula manusia yang menginginkan keduanya…

Ada manusia yang menginginkan kebanggaan, bukan kebahagiaan…
Ada manusia yang menginginkan kebahagiaan, bukan kebanggaan…
Ada pula manusia yang menginginkan keduanya…

Ada manusia yang menginginkan kenikmatan, bukan keromantisan…
Ada manusia yang menginginkan keromantisan, bukan kenikmatan…
Ada pula manusia yang menginginkan keduanya…

Ada manusia yang menginginkan kebebasan, bukan keperdulian…
Ada manusia yang menginginkan keperdulian, bukan kebebasan…
Ada pula manusia yang menginginkan keduanya…

Tapi ada juga manusia yang menginginkan semuanya, SERAKAH!!!
MANUSIA OH MANUSIA…
ADA-ADA AJA…


coba-coba buat puisi, jadinya ntah puisi ntah sekedar kata-kata tak bermakna,. tapi apapun bentuknya, apapun isinya selagi itu sesuatu yang keluar dari pikiran kita patut di abadikan,...